Mari
Mengenal D-DART: Tim Penanggulangan Bencana Universitas Diponegoro
D-DART
atau Diponegoro Disaster Assistance Response Team merupakan tim penanggulangan
bencana Universitas Diponegoro yang betugas untuk menangani segala macam bentuk
bencana di dalam maupun luar negeri. D-DART sendiri didirikan pada 4 Maret 2020
dan memiliki anggota aktif dalam membantu penyelenggaraan D-DART. Anggota
D-DART terbagi menjadi dua, anggota inti; yaitu dosen, anggota KSR, MENWA, dan
Pramuka. Lalu mahasiswa juga terlibat dengan menjadi anggota relawan yang
direkrut oleh BEM masing-masing fakultas, termasuk sekolah vokasi, dan pasca
sarjana.
Ada kriteria tertentu yang ditetapkan dalam menanggulangi bencana tentu saja D-DART. Bencana merupakan seluruh kejadian alam maupun buatan yang menimbulkan banyak korban, seperti gunung meletus, banjir, dan gempa bumi, dapat ditangani oleh D-DART.
Ketika menanggulangi bencana, D-DART memiliki parameter agar dapat melindungi masyarakat dengan tepat. Hal tersebut diawali dengan parameter pencegahan.
Semarang – 22 Mei 2020. Tim Analisis Kebijakan dari KKN Tematik Covid – 19 Universitas Diponegoro 2020 yang merupakan bagian dari kegiatan KKN Tematik kerjasama P2KKN dan D-DART, telah membuat suatu policy brief dengan mengusung tema mengenai Implementasi Social Distancing di Pasar Tradisional Kota Semarang berdasarkan arahan dari ketiga dosen pembimbing KKN, yakni Ika Riswanti Putranti, S.H.,M.H.,P.hd selaku Penanggung Jawab D-DART, dr. Sri Winarni,M.Kes. selaku dosen pembimbing I dan Ns. Muhammad Na’im.,M.Kep.,S.Kep.Kom selaku dosen pembimbing II KKN.
Adapun alasan mengambil tema kebiajakan Social Distancing untuk dianalisa adalah perkembangan pandemic Covid-19 yang semakin meluas dan tidak terkendali sehingga pemerintah Kota Semarang mengambil langkah untuk menerapkan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) dengan penerbitan payung hukum berupa Peraturan Walikota No 28 tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) dalam rangka percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kota Semarang. Kebijakan PKM ini merupakan bentuk konkret dalam pelaksanaan himbauan social distancing untuk memutus rantai penyebaran Covid – 19 di Kota Semarang, dimana menurut dosen pembimbing KKN Tematik kami mengatakan bahwa penerapan kebijakan ini perlu untuk dianalisa dengan baik agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menyempurnakan kebijakan Social Distancing ke depanya. Pembuatan policy brief ini ditujukan kepada Pemerintah Kota Semarang serta stakeholder terkait dalam melihat bagaimana implementasi himbauan social distancing yang tertuang dalam kebijakan PKM di masyarakat dijalankan, khususnya di pasar – pasar tradisional Kota Semarang.
Tim Analisis Kebijakan masih menemukan beberapa kendala dalam penerapan social distancing di pasar tradisional Kota Semarang. Diantaranya adalah lahan pasar yang terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk diterapkan jarak minimal antar penjual, masih dijumpai masyarakat yang belum sepenuhnya sadar akan pentingnya social distancing dan mematuhi protocol kesehatan selama melakukan aktivitas ekonomi di pasar, dan belum adanya regulasi khusus mengenai operasional pelaksanaan kebijakan PKM di pasar tradisional sehingga terdapat masyarakat yang cenderung bersikap tak acuh. Termasuk di dalamnya pemberian sanksi tegas yang ditujukan kepada masyarakat yang tidak mengindahkan pemberlakuan kebijakan yang telah ditetapkan. Pembuatan policy brief ini juga merupakan salah satu bentuk sumbangsih dari Universitas Diponegoro dalam membantu pemerintah Kota Semarang untuk memutus rantai penyebaran Covid – 19. Diharapkan policy brief yang telah dibuat ini dapat memberikan rekomendasi serta opsi kebijakan alternatif dalam mengoptimalkan penerapan social distancing di Kota Semarang.
Written by Tim Analisis Kebijakan KKN Tematik Covid-19, Undip.
Semarang-D-DART bersama Tim Inovasi Cuci Tangan KKN
Tematik Universitas Diponegoro telah berhasil menciptakan alat cuci tangan
otomatis dengan sensor elektronika tanpa perlu menyentuh kran untuk menghindari penularan
virus Covid-19, Kamis (14/5/2020)
15 mahasiswa yang tergabung dalam Divisi Inovasi Cuci Tangan membuat alat cuci tangan otomatis dengan sensor elektronika agar pengguna tidak perlu menyentuh kran dan sabun, sehingga dapat meminimalisir sentuhan langsung dengan orang lain. Cara kerja alat cuci tangan tersebut apabila tangan didekatkan kepada kran air maka sensor akan berfungsi otomatis dan langsung mengucurkan air.
“Divisi inovasi cuci tangan rencananya membuat dua alat
yaitu alat cuci tangan mekanik menggunakan pedal dan alat cuci tangan
menggunakan sensor elektronika namun dari D-DART sendiri baru menugaskan untuk
membuat satu alat terlebih dahulu,” ungkap Ragil Adi Nugroho mahasiswa jurusan
teknik elektro, koordinator divisi inovasi cuci tangan, Rabu (13/5/2020)
Langkah pembuatan alat inovasi cuci tangan yaitu yang pertama adalah membuat desain alatnya terlebih dahulu, kemudian melakukan riset dan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, setelah itu mahasiswa mulai merangkai alat cuci tangan yang dilakukan di Gedung Serba Guna Universitas Diponegoro setiap hari yang terdiri dari dua shift dimulai dari pukul 9.00 – 11.00 dan shift ke 2 pukul 11.00-3.00 dibimbing oleh Bapak Susilo selaku penanggung jawab divisi tersebut. Biaya pembuatan alat cuci tangan tersebut sekitar Rp 1.124.000.
“Kesulitan yang hadapi adalah kurangnya kemampuan mahasiswa dalam proses pengelasan,
oleh karena itu untuk dudukan alat kami membuatnya diluar. Kemudian kendalanya juga saat melakukan percobaan alat, komponen
elektronikanya sempat mengalami error
sehingga untuk troubleshooting
memakan cukup banyak waktu,”
kata Ragil.
Penularan virus Covid-19 dapat terjadi melalui percikan
yang keluar dari mulut dan hidung orang yang terjangkit coronavirus.
Seseorang mudah terjangkit virus itu karena tangan mereka tanpa sengaja
menyentuh permukaan benda yang terkena percikan dari penderita penyakit
Covid-19. Oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk selalu menjaga
kebersihan terutama tangan untuk mencegah penularan Covid-19. Harapannya
dengan adanya inovasi ini, masyarakat menjadi terbantu dan tertarik untuk cuci
tangan sehingga dapat mengurangi resiko penyebaran Covid-19.
Perjuangan melawan Covid-19 terus dilakukan oleh Tim D-DART Undip. Sampai dengan saat ini, Tim D-DART Undip telah memberikan bantuan berupa APD ke tiga lapas di Jawa Tengah. Lapas pertama yang diberi bantuan APD oleh Tim D-DART Undip adalah Lapas Kelas IIA Ambarawa pada Rabu, 6 Mei 2020. Tidak berhenti begitu saja, Tim D-DART Undip kembali memberikan bantuan ke dua lapas di Jawa Tengah, Lapas Kelas II B Purworejo dan Lapas Kelas II A Purwokerto.
Bantuan APD yang diberikan untuk Lapas Kelas II B Purworejo diserahkan melalui perwakilan dari lapas yang diwakilkan oleh Yusniar selaku Sekretaris D-DART pada Selasa, 12 Mei 2020. Bantuan APD tersebut meliputi, 10 masker nano filter, 100 masker kain, 10 hazmat, 15 liter disinfektan, 10 liter hand sanitizer, 2 kantong disinfektan, dan 10 face shield. Pemberian bantuan APD ini dilakukan karena tim medis dan paramedis sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di Lapas Kelas II B Purworejo hanya berjumlah dua orang perawat, sisanya adalah 61 pegawai umum dan penjagaan.
Seminggu setelahnya, Tim D-DART Undip memberikan bantuan APD untuk Lapas Kelas II A Purwokerto yang disalurkan melalui perwakilan lapas, Megah Andriany, dari Fakultas Keperawatan pada Senin, 18 Mei 2020. Bantuan APD yang diberikan berupa 50 hazmat, 20 masker KN95, 50 face shield, 10 liter hand sanitizer, dan 2 box sarung tangen karet. Pemberian bantuan APD ini dilakukan karena ini Lapas Kelas II A Purwokerto ditunjuk sebagai Unit Pelaksana Teknis Khusus Penempatan Warga Binaan Pemasyarakatan yang Termasuk Kategori Orang dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien dalam Pengawasan (PDP) yang terpapar Covid-19 di Lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah.
Penyerahan bantuan APD ini dilakukan di gedung ICT UNDIP lantai 4 yang merupakan basecamp D-DART dan diserahkan langsung oleh Tim D-DART Undip. APD yang diberikan ini merupakan hasil produksi dari Tim D-Dart bersama beberapa tim pengembangan di KKN Tematik Covid-19 Undip.
Semarang – Wabah Covid-19 telah menyebar secara besar besaran di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Pandemi ini telah menyebabkan belasan ribu kasus dan ribuan orang meninggal. Namun sayang, kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pemutusan rantai penyebaran dan pencegahan virus Covid-19 masih kurang. Hal inilah yang memotivasi Diponegoro Disaster Asistance Response Team (DDART) bersama para mahasiswa Universitas Diponegoro, untuk berperan membantu para tenaga medis sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan pencegahan Covid-19, melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Covid-19.
Semarang—
Mahasiswa KKN tematik pencegahan
penyebaran Covid-19 Universitas Diponegoro divisi headbox/ventilator berhasil
membuat headbox oksigen dan sedang dalam proses pengembangan ventilator
serta stretcher box, Jumat (15/5).
Semarang (19/5) Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia terus
meningkat. Akumulasi korban positif mencapai belasan ribu kasus di seluruh
Indonesia. Data tersebut tentu tidak
sebanding dengan jumlah tenaga medis dan APD yang tersedia.
Hal ini mengakibatkan banyak tenaga medis yang harus meregang nyawa. Pada akhirnya tidak sedikit para dokter, perawat dan tenaga medis lainnya yang mempertahankan diri dari virus dengan peralatan seadanya seperti jas hujan yang mana tidak sebanding dengan APD yang memenuhi standar.
Semarang-
Tim KKN COVID-19 melakukan inovasi terbaru dengan membuat PIC. PIC atau
Portable Isolation Chamber merupakan ruang isolasi portable yang berfungsi
sebagai langkah cepat untuk mencegah kontaminasi virus agar tidak menyebar
melalui udara dan menginfeksi pasien lain. PIC dapat mengubah ruangan menjadi
daerah yang terisolasi.
Dengan memiliki 16 anggota dari berbagai fakultas yaitu, FIB, FK, FEB, FK, FT, FPIK, FPSI, FSM, dan SV, mereka mulai memproduksi pada 28 April lalu sebagai tahap awal, yaitu tahap perencanaan. Sedangkan proses pembuatan baru dimulai pada 6 Mei hingga sekarang.
Semarang (9/5). Saat ini kegiatan KKN Tematik
Covid-19 Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Tim Diponegoro Disaster
Assistance Response Team (D-DART) bertujuan
untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satunya dalam screening
hazmat (hazardous
materials coverall atau sering disebut
APD).
Semarang (05/4) D-DART (Diponogero-Disaster Assistance Response Team) bersama dengan Tim Divisi Masker Bedah KKN Tematik Pencegahan Penyebaran Covid-19 sudah memproduksi sekitar 1350 masker bedah yang diharapkan dapat membantu memutus rantai penularan COVID-19 di Indonesia.
Kegiatan Sosialisasi Edukasi dan Penyemportan Disinfektan dan Kepada Masyarakat Kampung Jurang Belimbing, Tembalang (Sumber: Instagram Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro, Divisi Pengembang Spraying Disinfectant)
Semarang 12-13 Mei 2020, Di tengah wabah pandemi Covid-19 ini, Tim KKN Tematik Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Diponegoro Disaster Asistance Response Team (D-DART) melakukan beberapa upaya pencegahan dalam memutus rantai penyebaran Covid-19. Salah satu kegiatan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 tersebut dengan melakukan Sosial Edukasi dan Penyemprotan Disinfektan yang diberikan kepada masyarakat sekitar Tembalang.
Find Us LPPM UNDIP Gedung ICT Centre Lantai 4
Jalan Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang Semarang, Jawa Tengah 50275
Telp./Fax. 024-7460032, 024-7460039
Call center: 082134500034
email: http://ddart@live.undip.ac.id