Kegiatan Recovery Mental Pasca Gempa Lombok
“Hingga detik ini waktupun terus bergulir, melihat perkembangan kejadian pasca gempa di Lombok, Alhamdulillah sekarang saatnya fase recovery…”-tutur seorang relawan.
Awal bulan September kemarin menandakan dimulainya fase awal recovery, setelah fase tanggap darurat telah berakhir pada 25 agustus 2018. Kejadian musibah gempa yang terjadi di Lombok dimulai sejak akhir bulan Juli atau awal bulan Agustus 2018. Hal tersebut merupakan kejadian yang membahagiakan.
Fase pemulihan inilah yang menandai titik awal dari segalanya yang sudah terjadi. Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam fase pemulihan pasca gempa Lombok sangat menentukan masa depan masyarakat setempat. Lombok memerlukan pembangunan kembali di berbagai sektor. Adapun pembangunan yang dilakukan tidak hanya dari aspek fisik berupa fasilitas umum dan rumah huni untuk warga, tetapi juga dari aspek pembangunan ruhani untuk membangun kembali mental korban.
Selain karena akibat gempa yang mengguncang, selama ini masyarakat Lombok juga sering terbawa trauma akibat dari berbagai isu yang merebak seperti takhayul, hoax, bahkan isu tsunami yang akan terjadi. Hal tersebut dapat mengguncang mental suluruh warga pulau Lombok. Oleh karena itu, maka asistensi pemulihan kedua aspek tersebut sangat dibutuhkan dalam membangun Lombok kembali.
Ada hal yang menarik untuk dibagikan dari sekelumit kenangan seorang relawan yang disampaikan kepada D-DART. Beliau adalah Dr. Meidiana Diwdiyanti, S.Kp., M.Sc, seorang relawan yang fokus dalam menangani kasus psikososial pada penyintas bencana. Tulisan ini mengisahkan secercah kegiatan-kegiatan pasca bencana gempa, yang dilakukan oleh teman-teman dari HELPS (Healthcare Professionals for Sharia) yang berfokus dalam menangani masalah kesehatan fisik korban di posko pengungsian, dan kegitan dari tim Fakultas Kedokteran UNDIP dengan kegiatannya dalam memulihkan mental korban melalui pelatihan trauma healing untuk tim relawan, dosen, mahasiswa dan kader kesehatan dari Lombok.
Tulisan ini berawal dari kegiatan teman-teman HELPS yang berposko di Desa Karang Kates, Kec. Gangga, Kab. Lombok Utara, dari HELPS sendiri telah melakukan berbagai upaya kegiatan sejak 5 Agustus 2018. di antaranya ialah pelayanan kesehatan, penyuluhan kesehatan, hingga pemberian bantuan logistik. Total pelayananan di posko kesehatan HELPS dari awal agustus hingga saat ini berjumlah 1.249 pasien, belum lagi kegiatan setiap pagi dan sore hari para relawan petugas kesehatan HELPS yang terdiri dari para dokter, dokter spesialis, perawat dan petugas kesehatan lainnya melakukan mobile keliling mengunjungi 2 atau 3 posko ke daerah-daerah pelosok di Kabupaten Lombok Utara, NTB.
Ketika malam hari tiba, posko kesehatan HELPS tetap melayani warga di sekitar pengungsian bagi warga yang mau melalukan pemeriksaan kesehatan fisiknya. Hal lain yang dilakukan, kegiatan seperti memulihkan mental untuk anak-anak disekitar pengungsian, maupun pelatihan kegawatdaruratan atau P3K dilakukan di sekolah-sekolah sekitar Kec. Gangga oleh tim relawan kesehatan dari HELPS. Mereka pararelawan hadir dari berbagai provinsi di Indonesia, seperti Riau, yang lain dari Kalimantan, Jawa, Bali, Sumbawa dan Bima. Para relawan tersebut hadir silih berganti bergelombang yang telah dikoordinasikan antara Tim HELPS dengan dinkes Prov. NTB dan Lombok Utara (helpsharia.com). begitulah cerita singkat dari kegiatan harian para relawan HELPS yang terlibat di awal bulan september kemarin.
Cerita ini pun berlanjut ketika tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro memasuki pemberangkatan kloter ke 4 pada tanggal 11 September, 2018. Sama seperti halnya di HELPS sendiri, tim FK UNDIP peduli Lombok pun telah berada di Lombok sejak awal bulan agustus ketika awal gempa 7.0 SR terjadi. Karena status tanggap bencana gempa sudah beralih dari fase tanggap darurat ke tahap fase recovery maka fokus kegiatan pada kloter ke 4 ini hanya melakukan upaya pemulihan mental para korban, melalui pelatihan trauma healing dengan mindfulness spiritual Islam yang bertujuan untuk menangani masalah psikologis seperti stres, kekhawatiran, ketakutan dan trauma pasca bencana.
Kegiatan trauma healing dari tim FK UNDIP ini dilatih langsung oleh Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.Kp,M.Sc dari departemen ilmu keperawatan UNDIP, pelatihan ini bertempat di kampus Stikes Yarsi Mataram, kegiatan pelatihan trauma healing dihadiri dari berbagai perseta, baik dari; dosen stikes Yarsi Mataram, relawan dari LAMPAK, dan kader kesehatan Puskesmas Penimbung. Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama dua hari, kemudian di hari ketiga para peserta melakukan latihan mindfulness spiritual Islam dengan mempraktekkan langsung ke korban bencana di Posko daerah Puskesmas Penimbung Lombok Barat.
Tidak hanya program pelatihan mindfulness yang dilakukan dari tim FK UNDIP, namun kegiatan lainnya seperti, play therapy menggambar pada anak-anak SDN Penimbung, dilain hal juga telah dilakukan upaya pembuatan tenda “Rumah Nyaman” sebagai posko untuk pelaksanaan trauma healing bagi para pengungsi, dan manajemen stres fisik akibat gempa juga dilakukan disana. Pembuatan Tenda “Rumah Nyaman” dan program yang berkaitan dengen pemulihan mental tersebut, dilakukan dari kerja-sama antar berbagai pihak dari UNDIP, Stikes Yarsi dan Pihak Puskesmas Penimbung.
Kegitan terakhir dari tim FK UNDIP kloter ke 4 ini berlanjut ke daerah Gangga Kab pada tanggal 15 dan 16 September, 2018. Lombok Utara. Kegiatan yang dilakukan pun sama dengan yang telah dilakukan di daerah Penimbung sebelumnya, yaitu pelatihan trauma healing dengan mindfulness spiritual Islam, sasaran peserta pelatihan ini ialah melatih para relawan, staf puskesmas, dan kader kesehatan di daerah tersebut, dengan tujuan nantinya para peserta dapat melakukan kegiatan trauma healingdengan mandiri secara langsung ke sasaran masyarakat sebagai korban, di berbagai pos-pos pengungsian di Kabupaten Lombok Barat dan di Kabupaten Lombok Utara. Akhirnya, secercah kegiatan pemulihan mental untuk warga Lombok berakhir, dengan berharap dan doa kebiakan untuk kita semua, baik teruntuk korban semoga Allah pulihkan Lombok dengan mengganti keadaan dengan yang lebih baik. Kami kirimkan doa kepada para relawan yang hinga detik ini yang membantu saudara-saudara kita yang ada di Lombok, semoga Allah balas dengan balasan yang terbaik yakni surga. Aamiin.
Narasumber: Meidiana Dwidiyanti
Editor: Hafizhah