Ribuan Masker Bedah Telah Diproduksi D-DART Bersama Tim Divisi Masker Bedah

Proses pembuatan masker bedah oleh Tim Divisi Masker Bedah KKN Tematik

Semarang (05/4) D-DART (Diponogero-Disaster Assistance Response Team) bersama dengan Tim Divisi Masker Bedah KKN Tematik Pencegahan Penyebaran Covid-19 sudah memproduksi sekitar 1350 masker bedah yang diharapkan dapat membantu memutus rantai penularan COVID-19 di Indonesia.

Masker bedah adalah masker yang digunakan oleh tenaga medis, berfungsi sebagai Alat Pelindung Diri (APD) yang membantu mencegah kontak langsung terhadap cairan darah dan percikan ludah untuk melindungi pengguna dari partikel yang dibawa melalui udara, droplet, cairan, virus dan bakteri.

Bahan yang diperlukan untuk memproduksi masker bedah terdiri dari 3 layer yaitu lapisan pertama berwarna hijau dalah bagian terluar yang menggunakan bahan ‘non woven fabrics’ (kain spunbond) berfungsi sebagai pelindung pertama dan penanda lapisan terluar, kemudian lapisan kedua ‘melt blown filter’ yang berasal dari polypropylene berguna sebagai penyaring mikroorganisme, lapisan terakhir ditutup dengan bahan ‘non woven fabrics putih’ yang berfungsi untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut.

Sementara itu alat yang dibutuhkan adalah alat pemotong, alat pembuat lipatan dan alat sealer untuk mengunci kain agar menjadi rapih. Langkah produksi masker bedah ada 3 tahap, pertama yaitu pemotongan kain, kedua menjahit tepi dan earloop, lalu yang terakhir disinfektan untuk menghilangkan kuman.

“Belum ada jumlah target masker bedah yang akan diproduksi, namun Tim Divisi Masker akan berusaha semaksimal mungkin, saat ini sekitar 1200 masker sudah dibuat namun baru sampai tahap 1 yaitu pemotongan” kata Koordinator Divisi Masker Bedah Taufik Pradipta Adikusuma dalam wawancara Selasa (05/05).

Anggota tim Divisi Masker Bedah yang berjumlah 30 mahasiswa terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.  

Produksi masker bedah yang dibimbing oleh Bu Nana Rochana yaitu dosen pembimbing masker bedah dari tim DDART terdiri dari 2 shift, yaitu dimulai dari jam 08.00-11.30 dan 11.30-15.00.

“Kendala yang dihadapi dari tim masker bedah yaitu baru bisa sampai tahap pemotongan saja dikarenakan belum ada alat finishing untuk memasang earloop dan kawat, serta kurang alat sterilisasi masker untuk tahap akhir” Pradipta menambahkan.